Pengertian Mammografi
Mammografi
adalah pemeriksaan sederhana dengan menggunakan mesin Xray. Dengan menggunakan
mesin mammografi tersebut, payudara ditempatkan di antara dua plat dari mesin
x-ray dan akan dilakukan penekanan. Keadaan ini mungkin menimbulkan sedikit
rasa tidak nyaman, namun hal ini penting untuk mendapatkan hasil gambar yang
baik. Penekanan tersebut hanya berlangsung beberapa detik. Seluruh prosedur
mammografi biasanya memakan waktu sekitar 20-30 menit untuk satu payudara.
Gambar 1
Posisi pemotretan mammografi
Mammografi
merupakan pemeriksaan paling utama untuk melakukan deteksi kanker payudara pada
stadium awal. Meskipun hasil dari mammografi tidak 100% akurat, namun
mammografi merupakan metode terbaik untuk mendeteksi kanker payudara.
Pemeriksaan mammografi sebaiknya dilakukan dua tahun sekali pada usia 35-50
tahun, sedangkan usia diatas 50 tahun dilakukan satu tahun sekali.
Kualitas
citra pada mammografi bergantung dari peralatan pencitraan yang digunakan dan
cara penerapannya. Untuk memperoleh citra dengan kualitas yang tinggi pada
dosis rendah, perlu memilih peralatan mamografi dengan sebuah desain dan
kinerja yang tepat serta menggunakan parameter operasi yang benar. Ada lima
parameter fisis yang harus diperhatikan dalam menilai kinerja sistem mamografi
antara lain: kontras, ketidaktajaman (unsharpness),
dosis serap payudara, noise, dan jangkauan dinamik (dynamic range). Kontras penting untuk diperhatikan agar dapat
melihat perbedaan densitas jaringan lunak yang kecil. Karena payudara memiliki
organ yang kecil dan tidak ada struktur jaringan lunak atau tulang, sehingga
memungkinkan penggunaan sinar-x yang berenergi rendah. Ketidaktajaman penting
untuk diperhatikan agar dapat melihat mikroklasifikasi. Dosis harus dijaga agar
tetap rendah karena adanya resiko karsinogenesis dan noise harus dikurangi
karena dapat mempengaruhi visibilitas terhadap mikro kalsifikasi yang sangat
halus. Jangkauan dinamik pada reseptor citra harus dipilih agar dapat mencapai
rentang yang penuh pada jaringan payudara dengan kualitas citra yang cukup. Tiap lima parameter ini
bergantung pada beberapa komponen sistem
mamografi (Gambar 2).
Gamba 2
Komponen-komponen sistem Mammografi
Prinsip
kerjanya adalah pesawat mammografi yang digunakan kapasitas tegangan tabung
rendah dan mAs yang tinggi. Tabung x-ray pada persawat mammografi dengan target
molibdenum (produksi energi rendah). Ada filter untuk mendapatkan kualitas
berkas yang sesuai dengan keperluan yang digunakan adalah molybdenum. Focal spot yang ukuran fokusnya kecil yang diperlukan
untuk mendapatkan ketajaman gambar. Pesawat mammografi mempunyai kombinasi
berkas yang membatasi luas lapangan penyinaran. Pesawat mammografi dilengkapi
dengan adanya kompressi mammae yang fungsinya untuk mengkompressi mammae dan
menahan payudara agar tidak bergerak. Grid yang berfungsi untuk mengurangi
sinar hambur diantara obyek dan film, pada tempat kaset dmasukkan kaset yang
berisi tunggal dengan kualitas tinggi dan berisi film beremulsi tunggal
mengurangi paparan radiasi, sehingga gambaran lebih baik.
Phototimer detektor
diletakkan di bawah kaset seluruh automatic. Detektor mengukur kV yang optimal
dan filtrasi dari sebuah penyinaran.. Tabung sinar-X sudah terpasang
bersama-sama dengan reseptor citra dan sandaran payudara, serta komponen
pelengkap yang dapat diputar terhadap sumbu horisontal untuk mencapai proyeksi
radiografi yang diharapkan. Tabung sinar-X memiliki focal spot yang kecil dan
menghasilkan spektrum sinar-X yang berenergi rendah. Kolimasi lapangan radiasi
dan posisi fokus tabung dibuat vertikal terhadap pasien. Konfigurasi ini
bertujuan untuk memastikan visualisasi yang maksimum dari jaringan payudara.
Sumbu katoda-anoda dibuat pada arah dinding dada sampai nipple sehingga efek
heel memberikan banyak foton dalam daerah payudara yang paling tebal dan
transmisi fotonnya paling rendah. Kompresi yang dibuat menggunakan piringan
kompresi plastik bertujuan untuk mengurangi ketebalan payudara dan
meletakkannya pada posisi yang benar sehingga proyeksi radiografi yang
diharapkan dapat tercapai. Piringan kompresi dan meja sandaran payudara harus
memiliki transmisi sinar-X yang tinggi. Meja sandaran payudara terdiri dari
kombinasi film/screen mamografi atau reseptor digital. Meja tersebut juga
bergabung dengan sebuah grid anti hamburan. Dalam banyak sistem, spektrum
sinar-X dipilih secara otomatis berdasarkan ketebalan payudara dan transmisi
melalui payudara.
Densitas Radiografi
Yaitu tingkat derajat kehitaman suatu gambaran radiografi. Kehitaman terjadi akibat adanya interaksi antara sinar-x dan emulsi film. Density (Densitas Radiografik): Gambaran hitam pada hasil radiograf ditetapkan sebagai densitas. Hasil densitas yang semakin baik terdapat pada area yang dimana sinar-x ditangkap oleh film dan dikonversikan ke warna hitam, silver metalik. Densitas dipengaruhi oleh : Tegangan (kV), kuat arus (mA), dan waktu, FFD, luas lapangan penyinaran dan ketebalan obyek Menurut The Collaboration for NDT Education. 2010. Radiography Densitas film adalah ukuran tingkat kegelapan dari suatu film. Secara teknik, hal ini disebut transmitted density yang terjadi pada film berbahan dasar transparan yang diukur sejak saat cahaya ditransmisikan melewati film. Densitas merupakan fungsi logaritma yang menjelaskan suatu perbandingan dari dua pengukuran, secara spesifik merupakan perbandingan antara intensitas cahaya yang masuk kefilm (I0) terhadap intensitas cahaya yang keluar melewati film (It).
Densitas
film diukur dengan alat yang disebut densitometer. Secara sederhana,
densitometer memiliki sensor fotoelektrik (photoelectric
sensor) yang dapat menghitung banyaknya cahaya yang ditransmisikan melewati
selembar film. Film diletakkan di antara sumber cahaya dengan sensor dan
pembacaan densitas dilakukan oleh instrumen.
Faktor Eksposi
Faktor
eksposi (faktor penyinaran) terdiri dari kV (tegangan listrik), mA (arus
listrik) dan s (waktu). kV adalah satuan beda potensial yang diberikan antara
katoda dan anoda didalam tabung Rontgen. kV akan menentukan kualitas sinar x.
mA adalah suatu arus tabung, dan s adalah satuan waktu penyinaran. mAs akan
menentukan kuantitas sinar x.
a.
kV ( Tegangan listrik )
Tegangan
listrik (kV) adalah satuan beda potensial yang diberikan antara katoda dan
anoda didalam tabung Rontgen. kV atau Tegangan listrik akan menentukan kualitas
sinar-x dan daya tembus sinar-x, makin tinggi besaran tegangan listrik yang
digunakan makin besar pula daya tembusnya. Dalam menentukan tegangan listrik
sebaiknya menggunakan tegangan optimal yang mampu menghasilkan detail obyek
tampak jelas. Hal-hal yang mempengaruhi tegangan tabung yaitu:
1.
Jenis pemotretan
2.
Ketebalan obyek
3.
Jarak pemotretan
4.
Perlengkapan yang digunakan
Efek yang terjadi sehubungan dengan
kenaikan tegangan listrik (kV) adalah
a)
Energi radiasi sinar-x akan meningkat, sehingga densitas
pada film akan menigkat.
b) Mengurangi
kontras obyek
c)
Mengurangi dosis radiasi pada kulit sedangkan pada
gonat meningkat
b.
Arus dan waktu (mAs)
Arus dan
waktu adalah pekalian arus listrik (mA) dan waktu exposi (s), yang mana besaran
arus ini menentukan kuantitas radiasi. Dalam setiap pemotretan pada berbagai
bagian tubuh mempunyai besaran arus dan waktu tertentu. Pada dasarnya arus
tabung yang dipilih adalah pada mA yang paling tinggi yang dapat dicapai oleh
pesawat, agar waktu exposi dapat sesingkat mungkin, sehingga dapat mencegah
kekaburan gambar yang disebabkan oleh pergerakan. Waktu exposi yang relatif
panjang digunakan pada teknik peme. Merubah mAs akan mempengaruhi tenaga berkas
sinar-x secara total yang dihasilkan oleh tabung sinar-x selama eksposi;
perubahan mAs tidak merubah kualitas
berkas sinar-x . Keluaran sinar-x dari tabung dan tenaga yang dilepaskan pada
reseptor gambar selama eksposi akan berbeda langsung dengan mAs. Sebagai
contoh, jika mAs di dua kalikan maka sistim film screen akan menerima dua kali
tenaga.
Sementara
umum bagi radiographer memperlakukan mAs sebagai factor tunggal, sesungguhnya
merupakan hasil dari dua kuantitas yaitu:
1)
Arus (mA) yang mengalir dari katoda ke anoda
tabung sinar-x selama eksposi.
2)
Waktu lama eksposi dalam sekonde ( detik )
Jadi berapapun
nilai individual mA dan waktu (s) eksposi, jika hasilnya konstan, tenaga yang
mengenai reseptor gambar adalah sama, sebagai contoh:
· 20 mA
selama 1 detik
· 40 mA
selama 0,5 detik
· 80 mA
selama 0,25 detik
· 200 mA
selama 0,1 detik
· 500 mA
selama 0,04 detik
Semua kombinasi
menghasilkan 20 mAs dan semuanya
menghasilkan tingkat tenaga radiasi yang sama yang mencapai film (dengan asumsi
factor-faktor lainnya tidak ada yang dirubah). Sebagai ketentun umum,
radiographer lebih menyukai menggunakan kombinasi mA dan waktu eksposi, dimana
waktu sesingkat mungkin, untuk memperkecil ketidaktajaman gerakan. Untuk suatu
nilai mAs yang terpilih kebanyakan sistim kontrol sinar-x yang modern akan
secara otomatis menggunakan kobinasi mA maksimum dan waktu minimum, kecuali
dikehendaki yang lain. Peralatan eksposi otomatis (Automatic exposure device = AED), seperti Iontomat, juga
menggunakan mA maksimum dan waktu
eksposi minimum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar