Kamis, 10 Desember 2020

RESUME MAMMOGRAFI

 Pengertian Mammografi

Mammografi adalah pemeriksaan sederhana dengan menggunakan mesin Xray. Dengan menggunakan mesin mammografi tersebut, payudara ditempatkan di antara dua plat dari mesin x-ray dan akan dilakukan penekanan. Keadaan ini mungkin menimbulkan sedikit rasa tidak nyaman, namun hal ini penting untuk mendapatkan hasil gambar yang baik. Penekanan tersebut hanya berlangsung beberapa detik. Seluruh prosedur mammografi biasanya memakan waktu sekitar 20-30 menit untuk satu payudara.  

Gambar 1 Posisi pemotretan mammografi

Mammografi merupakan pemeriksaan paling utama untuk melakukan deteksi kanker payudara pada stadium awal. Meskipun hasil dari mammografi tidak 100% akurat, namun mammografi merupakan metode terbaik untuk mendeteksi kanker payudara. Pemeriksaan mammografi sebaiknya dilakukan dua tahun sekali pada usia 35-50 tahun, sedangkan usia diatas 50 tahun dilakukan satu tahun sekali.

Kualitas citra pada mammografi bergantung dari peralatan pencitraan yang digunakan dan cara penerapannya. Untuk memperoleh citra dengan kualitas yang tinggi pada dosis rendah, perlu memilih peralatan mamografi dengan sebuah desain dan kinerja yang tepat serta menggunakan parameter operasi yang benar. Ada lima parameter fisis yang harus diperhatikan dalam menilai kinerja sistem mamografi antara lain: kontras, ketidaktajaman (unsharpness), dosis serap payudara, noise, dan jangkauan dinamik (dynamic range). Kontras penting untuk diperhatikan agar dapat melihat perbedaan densitas jaringan lunak yang kecil. Karena payudara memiliki organ yang kecil dan tidak ada struktur jaringan lunak atau tulang, sehingga memungkinkan penggunaan sinar-x yang berenergi rendah. Ketidaktajaman penting untuk diperhatikan agar dapat melihat mikroklasifikasi. Dosis harus dijaga agar tetap rendah karena adanya resiko karsinogenesis dan noise harus dikurangi karena dapat mempengaruhi visibilitas terhadap mikro kalsifikasi yang sangat halus. Jangkauan dinamik pada reseptor citra harus dipilih agar dapat mencapai rentang yang penuh pada jaringan payudara dengan kualitas  citra yang cukup. Tiap lima parameter ini bergantung pada beberapa komponen  sistem mamografi (Gambar 2). 

                         Gamba 2 Komponen-komponen sistem Mammografi

Prinsip kerjanya adalah pesawat mammografi yang digunakan kapasitas tegangan tabung rendah dan mAs yang tinggi. Tabung x-ray pada persawat mammografi dengan target molibdenum (produksi energi rendah). Ada filter untuk mendapatkan kualitas berkas yang sesuai dengan keperluan yang digunakan adalah molybdenum. Focal spot yang ukuran fokusnya kecil yang diperlukan untuk mendapatkan ketajaman gambar. Pesawat mammografi mempunyai kombinasi berkas yang membatasi luas lapangan penyinaran. Pesawat mammografi dilengkapi dengan adanya kompressi mammae yang fungsinya untuk mengkompressi mammae dan menahan payudara agar tidak bergerak. Grid yang berfungsi untuk mengurangi sinar hambur diantara obyek dan film, pada tempat kaset dmasukkan kaset yang berisi tunggal dengan kualitas tinggi dan berisi film beremulsi tunggal mengurangi paparan radiasi, sehingga gambaran lebih baik.

Phototimer detektor diletakkan di bawah kaset seluruh automatic. Detektor mengukur kV yang optimal dan filtrasi dari sebuah penyinaran.. Tabung sinar-X sudah terpasang bersama-sama dengan reseptor citra dan sandaran payudara, serta komponen pelengkap yang dapat diputar terhadap sumbu horisontal untuk mencapai proyeksi radiografi yang diharapkan. Tabung sinar-X memiliki focal spot yang kecil dan menghasilkan spektrum sinar-X yang berenergi rendah. Kolimasi lapangan radiasi dan posisi fokus tabung dibuat vertikal terhadap pasien. Konfigurasi ini bertujuan untuk memastikan visualisasi yang maksimum dari jaringan payudara. Sumbu katoda-anoda dibuat pada arah dinding dada sampai nipple sehingga efek heel memberikan banyak foton dalam daerah payudara yang paling tebal dan transmisi fotonnya paling rendah. Kompresi yang dibuat menggunakan piringan kompresi plastik bertujuan untuk mengurangi ketebalan payudara dan meletakkannya pada posisi yang benar sehingga proyeksi radiografi yang diharapkan dapat tercapai. Piringan kompresi dan meja sandaran payudara harus memiliki transmisi sinar-X yang tinggi. Meja sandaran payudara terdiri dari kombinasi film/screen mamografi atau reseptor digital. Meja tersebut juga bergabung dengan sebuah grid anti hamburan. Dalam banyak sistem, spektrum sinar-X dipilih secara otomatis berdasarkan ketebalan payudara dan transmisi melalui payudara.

 

Densitas Radiografi

Yaitu tingkat derajat kehitaman suatu gambaran radiografi. Kehitaman terjadi akibat adanya interaksi antara sinar-x dan emulsi film. Density (Densitas Radiografik): Gambaran hitam pada hasil radiograf ditetapkan sebagai densitas. Hasil densitas yang semakin baik terdapat pada area yang dimana sinar-x ditangkap oleh film dan dikonversikan ke warna hitam, silver metalik. Densitas dipengaruhi oleh : Tegangan (kV), kuat arus (mA), dan waktu, FFD, luas lapangan penyinaran dan ketebalan obyek  Menurut The Collaboration for NDT Education. 2010. Radiography Densitas film adalah ukuran tingkat kegelapan dari suatu film. Secara teknik, hal ini disebut transmitted density yang terjadi pada film berbahan dasar transparan yang diukur sejak saat cahaya ditransmisikan melewati film. Densitas merupakan fungsi logaritma yang menjelaskan suatu perbandingan dari dua pengukuran, secara spesifik merupakan perbandingan antara intensitas cahaya yang masuk kefilm (I0) terhadap intensitas cahaya yang keluar melewati film (It).

Densitas film diukur dengan alat yang disebut densitometer. Secara sederhana, densitometer memiliki sensor fotoelektrik (photoelectric sensor) yang dapat menghitung banyaknya cahaya yang ditransmisikan melewati selembar film. Film diletakkan di antara sumber cahaya dengan sensor dan pembacaan densitas dilakukan oleh instrumen.

 

Faktor Eksposi

Faktor eksposi (faktor penyinaran) terdiri dari kV (tegangan listrik), mA (arus listrik) dan s (waktu). kV adalah satuan beda potensial yang diberikan antara katoda dan anoda didalam tabung Rontgen. kV akan menentukan kualitas sinar x. mA adalah suatu arus tabung, dan s adalah satuan waktu penyinaran. mAs akan menentukan kuantitas sinar x.

a.    kV ( Tegangan listrik ) 

Tegangan listrik (kV) adalah satuan beda potensial yang diberikan antara katoda dan anoda didalam tabung Rontgen. kV atau Tegangan listrik akan menentukan kualitas sinar-x dan daya tembus sinar-x, makin tinggi besaran tegangan listrik yang digunakan makin besar pula daya tembusnya. Dalam menentukan tegangan listrik sebaiknya menggunakan tegangan optimal yang mampu menghasilkan detail obyek tampak jelas. Hal-hal yang mempengaruhi tegangan tabung yaitu:

1.    Jenis pemotretan

2.    Ketebalan obyek

3.    Jarak pemotretan

4.    Perlengkapan yang digunakan

Efek yang terjadi sehubungan dengan kenaikan tegangan listrik (kV) adalah

a)   Energi radiasi sinar-x akan meningkat, sehingga densitas pada film akan menigkat.

b)  Mengurangi kontras obyek

c)   Mengurangi dosis radiasi pada kulit sedangkan pada gonat meningkat

 

b.    Arus dan waktu (mAs)

Arus dan waktu adalah pekalian arus listrik (mA) dan waktu exposi (s), yang mana besaran arus ini menentukan kuantitas radiasi. Dalam setiap pemotretan pada berbagai bagian tubuh mempunyai besaran arus dan waktu tertentu. Pada dasarnya arus tabung yang dipilih adalah pada mA yang paling tinggi yang dapat dicapai oleh pesawat, agar waktu exposi dapat sesingkat mungkin, sehingga dapat mencegah kekaburan gambar yang disebabkan oleh pergerakan. Waktu exposi yang relatif panjang digunakan pada teknik peme. Merubah mAs akan mempengaruhi tenaga berkas sinar-x secara total yang dihasilkan oleh tabung sinar-x selama eksposi; perubahan mAs  tidak merubah kualitas berkas sinar-x . Keluaran sinar-x dari tabung dan tenaga yang dilepaskan pada reseptor gambar selama eksposi akan berbeda langsung dengan mAs. Sebagai contoh, jika mAs di dua kalikan maka sistim film screen akan menerima dua kali tenaga.

Sementara umum bagi radiographer memperlakukan mAs sebagai factor tunggal, sesungguhnya merupakan hasil dari dua kuantitas yaitu:

1)     Arus (mA) yang mengalir dari katoda ke anoda tabung sinar-x selama eksposi.

2)     Waktu lama eksposi dalam sekonde ( detik )

Jadi berapapun nilai individual mA dan waktu (s) eksposi, jika hasilnya konstan, tenaga yang mengenai reseptor gambar adalah sama, sebagai contoh:

·      20      mA  selama  1 detik

·      40      mA  selama  0,5 detik

·      80     mA  selama  0,25 detik

·      200   mA  selama  0,1 detik

·      500   mA  selama  0,04 detik   

Semua kombinasi menghasilkan 20 mAs  dan semuanya menghasilkan tingkat tenaga radiasi yang sama yang mencapai film (dengan asumsi factor-faktor lainnya tidak ada yang dirubah). Sebagai ketentun umum, radiographer lebih menyukai menggunakan kombinasi mA dan waktu eksposi, dimana waktu sesingkat mungkin, untuk memperkecil ketidaktajaman gerakan. Untuk suatu nilai mAs yang terpilih kebanyakan sistim kontrol sinar-x yang modern akan secara otomatis menggunakan kobinasi mA maksimum dan waktu minimum, kecuali dikehendaki yang lain. Peralatan eksposi otomatis (Automatic exposure device = AED), seperti Iontomat, juga menggunakan mA  maksimum dan waktu eksposi minimum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH PROSES KEPUTUSAN INOVASI

  MAKALAH PROSES KEPUTUSAN INOVASI Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Inov a...